nama : Bella Apriana
kelas : 3PA19
npm : 12514101
a. Pendahuluan
Pengayaan Pekerjaan (job enrichment) merupakan penambahan pekerjaan
melalui peningkatan kewenangan. Dalam pengayaan pekerjaan, pekerjaan tertentu
menjadi lebih besar tanggung jawabnya, biasanya dikaitkan dengan proses
perencanaan maupun evaluasi pekerjaan (Dian Wijayanto, 2012, p144).
Job enrichment adalah mengacu pada pengembangan vertikal dari pekerjaan.
Penambahan ini meningkatkan sejauh mana pekerja itu mengendalikan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dari kerjanya. Suatu pekerjaan yang diperkaya
mengorganisasi tugas-tugas sedemikian sehingga memungkinkan pekerjaan itu untuk
melakukan kegiatan lengkap, meningkatkan kebebasan dan ketidak tergantungan
karyawan itu, meningkatkan tanggung jawab dan memberikan umpan balik sehingga
seorang individu akan mampu menilai dan megoreksi kinerjanya sendiri (Stphen P.
Robbins, 2003, p237)
b. teori
Menurut Mathis dan Jackson (2006)
Job Enrichment adalah peningkatan kedalam sebuah pekerjaan dengan menambah tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi pekerjaan.
Menurut Simamora (2004)
model karakteristik pekerjaan (job characteristic models) merupakan suatu pendekatan terhadap pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) yang berusaha merancang pekerjaan dengan cara memuaskan kebutuhan, pengakuan, dan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan menambah sumber kepuasan kepada pekerjaan. Metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali. Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi organisasi dan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
c. khasus
seorang customer service di sebuah mall harus memiliki tugas selain melayani para pengunjung ia juga harus memberitahukan acara apa saja yang akan di laksanakan di mall tesebut yang seharusnya itu tugas marketing.
d. analisis
menurut saya job enrichment yang di berikan oleh atasan dalam departement tersebut bagus karena dapat membuat kita belajar dan mempunyai tanggung jawab lebih. selain itu juga kita dapat memahami pekerjaan selain di luar departement yang kita jalani.
e. referensi
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00213-MN%20Bab2001.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=130505&val=5210
Sabtu, 19 November 2016
Minggu, 06 November 2016
Reinforcement, Harapan, Penetapan tujuan, Hierarki kebutuhan (soft skill)
A.
Pendahuluan.
1.
Reinforcement
adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu
perilaku akan terjadi. Suatu perilaku membaik akan terjadi apabila ada dorongan
berupa penghargaan.
2. Harapan
Adalah suatu peluang untuk mencapai keinginan
tertentu. Semua orang pasti punya harapan yang ingin di tuju. harapan seperti
dorongan untuk membuat suatu yang tidak pasti menjadi pasti.
3. Penetapan Tujuan
Adalah sebuah sikap yang menentukan keputusan yang
akan di ambil. Penetapan tujuan juga mampu memberika tujuan yang pasti dalam
manajemen.
4. hierarki kebutuhan
Adalah dimana setiap manusia memiliki kebutuhan
untuk dipenuhi. Kebutuhan manusia meliputi keutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan pengarahan,
dan yang paling tinggi kebutuhan aktuaisasi diri (Abraham Maslow)
B. Teori
1. Teori Reinforcement
Suatu
strategi kegiatan yang membuat perilaku tertentu berpeluang untuk terjadi atau
sebaliknya (berpeluang untuk tidak terjadi) pada masa yang akan datang. Respon
operan yang mendapatkan reinforcement berpeluang untuk lebih sering terjadi
(agar mendapat reinforcement yang diinginkan). Teori ini biasa digunakan oleh
perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kinerja para karyawan/anggotanya.
2. Teori Harapan
Menurut
Victor Vroom teori harapan menunjukkan kekuatan dari suatu kecenderungan untuk
bertindak dalam cara tertentu pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan
tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu
terhadap individu tersebut. Dalam bentuk yang lebih praktis, teori harapan
mengatakan bahwa karyawan-karyawan akan termotivasi untuk mengeluarkan tingkat
usaha yang tinggi karena mereka yakin bahwa usaha tersebut akan
menghasilkan penilaian kinerja yang baik; penilaian yang baik akan menghasilkan
penghargaan-penghargaan organisasional seperti bonus, kenaikan imbalan kerja,
atau promosi; dan penghargaan-penghargaan tersebut akan memuaskan tujuan-tujuan
pribadi para karyawan. Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak
pekerja tidak termotivasi dalam pekerjaan-pekerjaan mereka dan hanya melakukan
usaha minimum untuk mencapai sesuatu.
3. Teori Penetapan Tujuan
Dalam
teori ini Edwin Locke mengemukakan kesimpulan bahwa penetapan tujuan suatu yang
tidak hanya berpengaruh terhadap pekerjaan saja, tetapi juga mempengaruhi orang
tersebut untuk mencari cara yang efektif dalam mengerjakannya (Mangkunegara,
2005). Kejelasan tujuan yang hendak di capai oleh seseorang dalam melaksanakan
tugasnya untuk menumbuhkan motivasi yang tinggi. Tujuan yang sulit sekalipun
apabila di tetapkan sendiri oleh orang yang bersangkutan atau organisasi yang
membawahinya akan membuat prestasi yang meningkat, asalkan dapat diterima
sebagai tujuan yang pantas dan layak dicapai (Siagian, 2004).
4. Teori Hierarki Kebutuhan
Dalam
teori hierarki kebutuhannya, Maslow mengajukan bahwa semua orang memiliki
kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus terpuaskan terlebih dahulu sebelum mereka
menyadari kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih tinggi tingkatannya.
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan yang lebih tinggi dan
lebih rendah. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman di deskripsikan
sebagai kebutuhan tingkat bawah (lower-order needs); kebutuhan
sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat
atas (higher-order needs). Perbedaan antara kedua tingkatan
tersebut di dasarkan pada pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas di penuhi
secara internal ( di dalam diri seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah
secara dominan di penuhi secara eksternal (oleh hal-hal seperti imbalan kerja,
kontrak serikat kerja, dan masa jabatan). Ia mengidentifikasi lima
jenis dari kebutuhan:
a. Kebutuhan
fisiologis (physiological needs)
Kebutuhan-kebutuhan dasar ini
termasuk makanan, rumah tinggal, dan pakaian. Di temat kerja, pemberi kerja
memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini dengan membayar gaji dan upah serta membangun
suasana kerja yang nyaman.
b. Kebutuhan
akan keamanan (safety needs)
Kebutuhan-kebutuhan ini mengacu pada
hasrat terhadap perlindungan fisik dan ekonomis. Karyawan memuaskan
kebutuhan-kebutuhan ini dengan memberikan manfaat seperti program dana pensiun,
kemanan kerja, dan lingkungan kerja yang aman.
c. Kebutuhan
sosial (social/belongingness needs)
Orang-orang ingin diterima oleh
keluarga dan individu lain dan kelompok. Di tempat kerja, para karyawan ingin
membangun hubungan baik dengan rekan kerja dan manajer mereka dan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.
d. Kebutuhan
akan penghargaan (esteem needs)
Orang-orang senang menerima
perhatian, pengakuan, dan apresiasi dari orang lain. Karyawan merasa senang
ketika mereka dihargai atas kinerja yang baik dan dihormati atas kontribusi
mereka.
e. Kebutuhan
aktualisasi diri (self-actualization)
Kebutuhan-kebutuhan ini mendorong
orang-orang untuk mencari pemenuhan kebutuhan, menyadari tentang potensi diri
mereka dan secara penuh demnggunakan bakat dan kapabilitas mereka. Para
karyawan dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini dengan menawarkan penugasan
kerja yang kreatif dan menantang untuk peningkatan diri dengan mempertimbangkan
kebaikan individu.
C. Kasus
1. Reinforcement
Seorang siswa sd kelas 6 sedang menghadapi UN. Siswa
tersebut tidak yakin dalam menghadapi UN tersebut karena siswa tersebut tidak
belajar. Akhirnya orang tua dari siswa tersebut memberikan semangat dan berjanji
akan memberikan hadiah jika nilai siswa tersebut bagus. Setelah mendengar
ucapan dari orang tuanya. Ia semangat untuk mendapat nilai bagus karena hadia
dari orang tuanya.
2. Harapan
Seorang karyawan cctv baru mulai masuk kerja. Ia berharap
mendapatkan gaji yang setimpal dengan kerjaanya. Akna tetapi ia merasa tidak
setimpal karena porsi kerja dan gaji nya tidak seimbang.
3. Penetapan Tujuan
Bagi calon pramugari harus mempunyai tinggi dan
berat badan yang ideal, bahasa inggris yang lancar. Supaya lebih menarik saat
di lihat dan menjadi pusat perhatian para penumpang.
4. hierarki kebutuhan
Tukang ojeg pangkalan semakin sepi penumpang karena
adanya tukang ojeg online yang lebih murah dan praktis. Para tukang ojeg
pangkalan akhirnya gabung dengan ojeg online karena pendapatan ojeg online
lebih banyak. kebutuhan yang semakin banyak yang juga membuat mereka para opang
pindah haluan ke ojeg online.
D. Analisis
1. Reinforcement
Hadiah memang menjadi dorongan yang sangat bagus
untuk mendapatkan hasil yang bagus.
2. Harapan
Seharusnya bagi karyawan baru harus bertanya gaji
dan pekerjaannya terlebih dahulu. Supaya ia bisa menilai seimbang atau tidaknya
antara gaji dan pekerjaan.
3. Penetapan Tujuan
pramugari dinilai orang yang prefect karena banyak
syarat yang harus di penuhi dan usaha untuk mendapatkan itu semua.
4. hierarki kebutuhan
Dorongan kebutuhan membuat orang jauh ingin menjadi
lebih baik. Dan mencari dengan segala cara untuk kebutuhan yang harus di
penuhi.
E. Referensi
Boone, L.E., Kurtz, DL. (2007). Pengantar bisnis kontemporer. Jakarta: Salemba Empat
Efendi, F.N. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Judge, T.A., Robbins, S.P. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba Emapa
Bella Apriana
3pa19 / 12514101
Senin, 17 Oktober 2016
Tugas 3 (kekuasaan, leaadership, motivasi dan gaya kepemimpinan )
Nama : Bella Apriana
Kelas : 3pa 19
Npm : 12514101
Kelas : 3pa 19
Npm : 12514101
Pendahuluan
Dewasa ini kita telah mengetahui berbagai macam
karekteristik pemimpin dengan berbagai macam pula manajemen yang diperankan,
sebagai pemimpin yang ideal tanpa memiliki rasa kepentingan bersifat
mementingkan sebagian pihak, tentunya figur seorang pemimpin yang selalu
membela keperluan rakyatlah yang kita harapkan.
Sebagai bangsa yang mayoritas dengan keberagaman agama,
budaya, suku, dan ras kemudian melahirkan bermacam pemikiran pola tingkah laku
dan sifat, sebagai pemimpin harus dapat menselaraskan kebergaman ini sehingga
tidak ada yang merasa di kucilkan, inilah salah satu tantangan yang berada
dalam kondisi serba modrenisasi.
Pada saat ini telah banyak terjadi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan sehingga masyarakat telah di intimidasi oleh pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab, segala persoalan yang dihadapi oleh kebanyakan bangsa dan negara adalah tentang masalah pemimpin, masih terlekat di memori kita kejadian pada tahun 1998, dimana saat itu kepemimpinan Soeharto diturunkan secara paksa oleh para masyarakat dan mahasiswa.
Saat ini pemimpin telah banyak menyalahgunakan kekuasaan sehingga terjadi penyimpangan secara terorganisir dan menimbulkan pertanyaan besar bagi penerus bangsa dan negara, dengan demikian maka akan timbul banyak sekali asumsi tentang mengapa dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap rezim kekuasaan saat ini.
Pada saat ini telah banyak terjadi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan sehingga masyarakat telah di intimidasi oleh pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab, segala persoalan yang dihadapi oleh kebanyakan bangsa dan negara adalah tentang masalah pemimpin, masih terlekat di memori kita kejadian pada tahun 1998, dimana saat itu kepemimpinan Soeharto diturunkan secara paksa oleh para masyarakat dan mahasiswa.
Saat ini pemimpin telah banyak menyalahgunakan kekuasaan sehingga terjadi penyimpangan secara terorganisir dan menimbulkan pertanyaan besar bagi penerus bangsa dan negara, dengan demikian maka akan timbul banyak sekali asumsi tentang mengapa dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap rezim kekuasaan saat ini.
a.
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi
pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut.
Kekuasaan ada dalam setiap bentuk masyarakat, baik yang bersahaja maupun
masyarakat yang kompleks. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang
berkuasa dan yang dikuasai, atau dengan perkataan lain yang menerima pengaruh
itu, dengan rela atau karena terpaksa.
Max Weber mengataan kekuasaan adalah
kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan
kemauan-kemauannya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap
tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu.
Menurut Macvler, ada tiga pola umum lapisan
kekuasaan atau piramida kekuasaan yaitu sebagai berikut:
1) Tipe pertama (tipe kasta)
adalah system lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Tipe
seperti ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, di mana hampir-hampir
tidak terjadi gerak social vertical.
2) Tipe yang kedua
(oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi, dasar
pembedaan kelas-kelas social ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama
pada kesempatan yang diberikan kepada warga untuk memeroleh kekuasaan-kekuasaan
tertentu. Bedanyan dengan tipe yang pertama adalah walaupun kedudukan para
warga pada tipe kedua masih didasarkan pada kelahiran ascribed
status, individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan.
3) Tipe yang ketiga (tipe
demokratis) menunjukan kenyataan adanya garis pemisah antara lapisan yang
sifatnya mobil sekali. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting
adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
b.
Leadership (kepemimpinan)
Kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk memengaruhi orang lain
(yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut
bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal)
dan bersifat tidak resmi (informal). Perbedaannya yaitu dimana kepemimpinan
bersifat resmi adalah kepemimpinan yang resmi dalam pelaksanaannya selalu
berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi. Sedangkan
kepemimpinan tidak resmi mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi,
karena kepemimpinan demikian didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan
masyarakat.
Suatu kepemimpinan (leadership) dapat
dilaksanakan atau diterapkan dengan berbagai cara (metode). Cara tersebut
lazimnya dikelompokan kedalam kategori-kategori, sebagai berikut:
a) Cara
otoriter
Cara otoriter memiliki ciri-ciri pokok berikut ini
- Pemimpin
menentukan segala kegiatan kelompok secara sepihak
- Pengikut sama
sekali tidak diajak untuk ikut serta merumuskan tujuan kelompok dan cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemimpin
terpisah dari kelompok dan seakan-akan tidak ikut dalam proses interaksi
didalam kelompok tersebut.
b) Cara-cara
demokratis
- Dalam
merumuskan tujuan digunakan cara musyawarah dan mufakat
- Pemimpin
secara aktif memberikan dran dan petunjuk-petunjuk
- Ada
kritik secara positif, baik dari pemimpin ataupu pengikut-pengikut.
- Pemimpi
secara aktif ikut berpartisipasi didalam kegiatan-kegiatan kelompok
c) Cara-cara
bebas
- Pemimpin
menjalankan peranan pasif
- Penetuan tujuan
yang akan dicapai kelompok sepenuhnya diserahkan kepada kelompok
- Pemimpin hanya
menyediakan sarana yang diperlukan kelompok
- Pemimpin berada ditengah-tengah
kelompok, namun dia hanya berperan sebagai penonton.
c.
Motivasi
Motivasi adaalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang
mendorong perilaku kea rah tujuan. Motivasi
menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003).
Jenis motivasi, terbagi menjadi :
a) Motivasi intrinsik, yaitu dorongan
yang berasal dari dalam diri sendiri. Motivasi ini tidak memerlukan
rangsangan dari luar.
b) Motivasi ekstrinsik,
yaitu dorongn yang berasal dari luar diri sendiri. Motivasi ini
bukan berarti motivasi yang tidak bai karena jenis motivasi apapun akan
menghasilkan prestasi yang lebih baik, namun motivasi
ekstrinsik akan mudah hilang dari dalam diri karena bukan diri kita sendiri
yang menentukan.
Kasus
Di sebuah hotel ada seorang pegawai “ bell boy “ yang sudah bertahun tahhun kerja
di hotel tersebut. Pada suatu hari ada pegawai baru yang baru masuk dan
menempati kedudukan lebih tinggi dari pegawai tersebut hanya karena gelar. HRD
punya kekuasaan untuk menaruh dan memecat siapapun dalam keadaan apapun.
Analisis
Menurut saya hrd memang memiliki kekuasaan
tersebut akan tetapi gelar tidak akan cukup jika kemampuan pegawai baru
tersebut tidak ada apa apa nya. Dalam sebuah pekerjaan menurut saya kemampuan
lah yang paling penting. Karena dalam dunia kerja ipk atau gelar tanpa ada
kemampuan tidak akan ada hasil nya.
Gaya kepemimpinan dari para tokoh
Soekarno.
Presiden Soekarno merupakan Presiden yang dekat dengan rakyat dan terlebih dengan pemuda. Maka tidak heran Pak Soekarno pernah berkata “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Pak Soekarno terkenal dengan Pemimpin dengan semangat yang menyala-nyala dan energik.
Tak heran ketika Pak Soekarno berpidato, seluruh elemen masyarakat mendengarkan dengan antusias dan hening.
Pak Soekarno juga terkenal sebagai pemimpin yang penuh kontroversi. selain memiliki istri yang banyak Pak Soekarno juga terkenal dengan Ideologi Nasakom (Nasionalisme, Agama, & Komunisme). Di mana akhirnya G 30 S/PKI terjadi akibat salahnya pemahaman komunisme dan akhirnya menjadi yang terlarang di Indonesia.
Soeharto
Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan
gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif,
yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan
sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan
dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian. Tahun-tahun pemerintahan
Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara memiliki peran
dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan kesempatan kepada
militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat
pertahanan negara.
Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30
tahun dengan mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara
pembatasan jumlah partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan
politik. Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia
diberikan kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri hanya dapat
memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar Bila melihat dari
penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan Presiden
Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis
Susilo Bambang Yudhono
Beliau ini
presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya mampu dan bisa menjadi
presiden. Juga cukup bersih, kemajuan ekonomi dan stabilitas negara terlihat
membaik. Sayang tidak mendapat dukungan yang kuat di Parlemen. Membuat beliau
tidak leluasa mengambil keputusan karena harus mempertimbangkan dukungannya di
parlemen. Apalagi untuk mengangkat kasus korupsi dari orang dengan back ground
parpol besar, beliau keliahatan kesulitan. Sayang sekali saat Indonesia punya
orang yang tepat untuk memimpin, parlemennya dipenuhi oleh begundal-begundal
oportunis yang haus uang sogokan. Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam
lingkungan tentara dan ia juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak
formal. Kaum ibu tertarik kepada SBY karena ia santun dalam setiap penampilan
dan apik pula berbusana. Penampilan semacam ini meningkatkan citra SBY di mata
masyarakat. SBY sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan kapanpun, di
manapun, dan dalam kondisi apapun. Sangat jauh dari anggapan sementara kalangan
yang menyebut SBY sebagai figur peragu, lambat, dan tidak "decisive"
(tegas). Sosok yang demokratis, menghargai perbedaan pendapat, tetapi selalu
defensif terhadap kritik. Hanya sayang, konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia
dipandang sering berubah-ubah dan membingungkan publik.
Jokowi
Presiden Indonesia ke-7
ini sangatlah unik. Gaya kepemimpinanya cenderung nyeleneh. Beliau menerapkan
system servant leadership. Di mana
dia menunjukkan bahwa pejabat publik merupakan pelayan masyarakat dan harus
mengedepankan rakyat. Sikap seperti inilah yang membuat Jokowi dekat dengan
rakyat dan mengantarkan beliau menjadi pemipin no. 1 di Indonesia.
Pak Jokowi walaupun
terlihat sederhana dan ramah bukan berarti tidak tegas. Beliau adalah tipe
pemimpin yang tegas dan tidak kenal dengan kompromi apabila ada yang tidak
sesuai dengan konstituen. Tentu masih ingat denga kasus Bandar-Bandar Narkoba
yang tertangkap. Mereka semua diberi hukuman mati. Padahal itu bertentangan
dengan HAM dan bahkan mendapat sorotan dari dunia, tetapi dengan tegas Pak
Jokowi mengiyakan hukuman mati tersebut.
Pak Jokowi juga
merupakan pemimpin yang ramah dan terkenal dengan menyelesaikan permasalahan
dengan tangan dingin. Tentu masih ingat dengan aksi-aksi penggusuran yang
dilakukan oleh SATPOLPP yang selalu berujung kerusuhan. Di tangan Pak Jokowi,
SATPOLPP tidak dipersenjatai dengan pentungan ataupun tameng, lalu rakyat
diajak makan siang bersama di kediaman Pak Jokowi.
Banyak terobosan lagi yang
dibuat Pak Jokowi yang moncer dan membuat tingkat kehidupan kita sebagai
masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Mulai dari pembangunan Jalan Tol
CIPALI dan bahkan Tol Laut yang membuat harga bahan sembako menjadi lebih murah
sebelumnya.
Referensi :
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
http://www.kompasiana.com/hennysovya/mengenal-gaya-kepemimpinan-presiden-di-indonesia_552c5c1c6ea834f7738b4571
Selasa, 04 Oktober 2016
psikologi manajemen
PSIKOLOGI
MANAJEMEN

Nama
Anggota Kelompok:
Bella
Apriana (12514101)
Kelvin
Rino P (15514805)
Marlinda
Diah N (16514418)
Nadia
Ulfha(17514743)
Polina
Arienday (18514456)
3
PA 19
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca serta dapat menjadi sumber referensi bagi pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca serta dapat menjadi sumber referensi bagi pembaca.
Bekasi, September 2016
Penyusun
A.
PENDAHULUAN
Dalam
menjalani karirnya sebagai HRD di PT. Ruyung Karya Mandiri, Pak Aswani
menyampaikan bahwa banyak masalah yang ia hadapi terkait dengan hubungan
dengan kepegawaian diantaranya banyak karyawan yang pindah kerja, dan
pakAsmawi terkadang merasa sangat kewalahan dengan memperkerjakan karyawan
baru.
Karyawan
baru tersebut harus mulai mempelajari segala sesuatu dari awal dan menurut
beliau ini bisa menjadi masalah besar ketika perusahan ini sedang mendapatkan
permintaan pengiriman tenaga kerja. Selanjutnya, permasalahan yang umum terjadi
adalah upah atau gaji yang sering kali di nilai terlalu rendah.
Dan
yang terakhiri ialah konflik yang sering terjadi antara expatriat atau staff
asing yang di tempatkan oleh perusahan yang menjalin kerja sama dengan PT. Ruyung
Karya Mandiri dengan karyawan setempat. Beberapa karyawan mengaku bahwa
terkadang perbedaan budaya yang sering kali mengakibatkan munculnya
kesalahpahaman.
Pada
contoh kasus di tahun 2007, PT.Ruyung Karya Mandiri menjalin kerjasama dengan
salah satu hotel di Dubai dalam mencari waitres serta room cleaning service
untuk hotel tersebut. Sekitar 3 orang delegasi dari Dubai pun ditugaskan ke
Jakarta untuk menyeleksi calon kandidat, karena perbedaan budaya dimana orang
Dubai berbicara memang dengan nada keras dan lantang beberapa karyawan merasa
bahwa mereka diperlakukan tidak baik. Padahal orang Dubai tidak bermaksud
demikian, hal tersebut karena kebiasaan menggunakan intonasi yang tinggi.
Pada
kasus diatas banyak terjadi permasalan yang dihadapi, dimana pak aswani belum
mengerti bagaimana mengatur organisasi, komunikasi dengan yang lain pun belum
terjalin dengan baik. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang
masalah psikologi manajamen, organisasi, komunikasi, dimensi-dimensi
komunikasi, wewenang, pengaruh, dan sebagainya.
B. TEORI
1. Psikologi Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Stoner). Ada 4 fungsi utama dalam manajemen antara lain perencanaan,
pengoraganisasian, pengarahan, pengawasan.
Psikologi Manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur /
me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Dengan ditemukan dan
dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan
yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Ilmu
psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor
internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan
berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang
setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan atau organisasi.
2.
Organisasi
Psikologi manajemen dibutuhkan dalam berorganisasi. Apa itu organisasi?
Menurut Dimock (1960:129) Organisasi adalah suatu cara yang sistematis untuk
memadukan bagian-bagian yang saling tergantung menjadi suatu kesatuan yang utuh
dimana kemenangan, koordinasi, dan pengawasan dilatih untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Organisasi (industri) dapat kita pandang sebagai suatu
system yang terbuka.
Kast & Rosenzweig (1974) mengartikan system sebagai
“suatu kesatuan keseluruhan yang terorganisasi, yang terdiri dari dua atau
lebih bagian, komponen atau subsistem, yang saling tergantung, yang dipisahkan
dari suprasistem sebagai lingkungannya oleh batas-batas yang dapat
ditemukenali”.
Orrganisasi (industry) sebagai suatu system terdiri dari
subsistem, yaitu satuan kerja yang besar seperti divisi atau urusan. Satuan
kerja yang besar ini terdiri dari satuan-satuan kerja yang lebih kecil
(sub-sistem), seperti bagian. Setiap bagian terdiri dari satuan kerja yang
lebih kecil lagi, misalnya seksi. Demikian seterusnya sampai ke satuan kerja
yang kita tetapkan sebagai yang terkecil, yaitu tenaga kerja.
Untuk mencapai tujuan dalam berorganisasi dibutuhkannya
komunikasi yang baik agar memudahkan jalannya organisasi.
3.
Definisi komunikasi
Menurut Laswell, komunikasi adalah proses yang menggambarkan
siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa.
Menurut Carl I. Hovland, Komunikasi adalah proses dimana seseorang
individu komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang
bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain
Shannon dan Weaver (1949), berpendapat bahwa komunikasi
adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain,
sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal,
tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Wiseman dan Barker mengemukakan bahwa model komunikasi
memiliki 3 fungsi, sebagai berikut:
1. Menggambarkan proses komunikasi;
2. Menunjukan hubungan visual
3. Membantu menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Sementara Deutsch mengatakan bahwa model komunikasi mempunyai
empat fungsi, sebagai berikut :
1. Fungsi pengorganisasian. Model membantu mengorganisasikan
unsur-unsur secara sistematis, sehingga kita memperoleh gambaran secara
holistic
2. Fungsi penjelasan. Model membantu menjelaskan penyajian
informasi secara sederhana
3. Fungsi heraustik. Model memberikan gambaran mengenai
unsur-unsur pokok dari suatu proses atau system
4. Fungsi prediksi. Model dapat memperkirakan hasil atau akibat
yang dicapai (Sendjaja, 1999)
4.
Dimensi-dimensi
komunikasi
Komunikasi memiliki beberapa dimensi yaitu:
1. Dimensi Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan
(isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi
merujuk pada isi pesan.
2.
Dimensi Hubungan
Dimensi hubungan disandi secara nonverbal dan menunjukkan
bagaimana cara menunjukkan dan mengisyarakatkan bagaimana proses komunikasi
antara satu sama lain dan bagaimana seharusnya pesan tersebut disampaikan.
Dalam komunikasi massa dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain,
termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.
Contoh: pengaruh artikel dalam surat kabar bukan bergantung pada isinya, namun
bergantung juga pada siapa penulisnya, jenis huruf yang digunakan, warna
tulisan yang dipakai, dll.
3.
Dimensi Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu
komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan
satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal
balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang
memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi,
sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.
5.
Pengaruh
Pada saat kita berkomunikasi dengan orang lain, secara tidak
langsung kita dapat mempengaruhi orang lain dalam segala hal. Misalnya saat
kita memberikan saran kepada teman kita tentang masalah yang ia hadapi,
kmungkinan ia akan terpengaruh dengan saran yang kita berikan.
WJS. Poerwardaminta berpendapat bahwa, pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari suatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang
berkuasa atau yang bekekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (
Poerwardaminta: 731)
6.
Kunci-kunci
perubahan perilaku
Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perubahan
perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang
dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi
dimana dia hidup dan beraktifitas.
2. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini
terjadi, karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to
change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau
program-program baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami
perubahan perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang
mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.
Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan
seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :
1. Pemikiran dan perasaan Bentuk pemikiran dan perasaan ini
adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain.
2. Orang penting sebagai referensi Apabila seseorang itu penting
bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cendrung untuk kita contoh.
Orang inilah yang dianggap kelompok referensi, seperti : guru, kepala suku dan
lain-lain.
3. Sumber-sumber daya Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas
misalnya : waktu, uang, tenaga kerja, keterampilan dan pelayanan. Pengaruh
sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif.
4. Kebudayaan Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan
pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola
hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang normal adalah salah satu aspek
dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam
terhadap perilaku. Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan
seseorang berperilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa
orang dapat berbeda-beda penyebab atau latar belakangnya.
7.
Bagaimana
memperngaruhi orang lain
Dalam mempengaruhi orang lain kita harus memiliki beberapa
cara yakni:
1. Jangan mengkritik
2. Jangan mempermalukan orang lain
3. Jangan reaktif
4. Gunakan kalimat positif
5. Tertarik terhadap orang lain
6. Ikuti arah pembicara orang lain
7. Biarkan orang lain menunjukan kebolehannya
8. Berikan lebih daripada yang diharapkan
9. Percaya pada orang lain
10. Menyesuaikan cara berpikir dengan lawan bicara anda
11. Mintalah pendapat sebagai gant perintah langsung
12. Gunakan kata-kata lawan bicara
13. Mulailah dengan cara yang ramah
14. Jaga kata-kata dan cara mengucapkannya
15. Mulailah dengan penghargaan dan pujian yang jujur
8.
Wewenang
Jika kita sudah dapat mempengaruhi orang lain, kemungkinan
kita dapat memiliki wewenang atau kekuasaan dalam berorganisasi.
Wewenang adalah hak yang dimiliki seseorang atau badan hukum yang dimana
dengan hak tersebut seseorang atau badan hukum dapat memerintah atau menyuruh
untuk berbuat sesuatu.
Ada
dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):
1. Pandangan
klasik (classical view) Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian
secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah
2. Pandangan
penerimaan (acceptance view) Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah,
bukannya pemberi perintah. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak
semua perintah dipatuhi oleh penerima perintah. Penerima perintah akan
menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak.
Menurut
Chester I. Bernard seseorang akan memenuhi perintah apabila dipenuhi empat
kondisi berikut:
·
Dia dapat memahami komunikasi
·
Dia percaya bahwa perintah tersebut
tidak bertentangan dengan tujuan organisasi
·
Perintah tersebut tidak bertentangan
dengan kepentingan secara keseluruhan, dan
·
Secara fisik dan mental mampu
menjalankan perintah tersebut.
Wewenang
Lini, Staff dan Fungsional
·
Wewenang Lini
Dimiliki
oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi
secara langsung. Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis
yang menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah.
·
Wewenang Staff Dilakukan oleh orang
atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasehat kepada manajer lini.
Staff ahli biasannya merupakan istilah yang menggambarkan posisi tersebut.
Staff ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset dan
analisis yang diperlukan, termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan
pengendalian.
·
Wewenang Fungsional Kadang organisasi
mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang fungsional.
C. KESIMPULAN
Psikologi Manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur /
me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan. Dimana psikologi
manajemen sangat dibutuhkan dalam organisasi, karena dalam berorganisasi kita
harus dapat mengatur pekerjaan kita. Selain itu komunikasi juga sangat
dibutuhkan dalam berorganisasi untuk berinteraksi dengan yang lainnya,
komunikasi juga membuat kita dapat memiliki hubungan yang baik dengan sesama.
Lalu dalam berorganisasi kita harus tahu cara memengaruhi orang lain. Jika kita
sudah mengetahui cara yang tepat, bisa saja kita memiliki wewenang dalam
organisasi tersebut.
Jadi,
Psikologi manajemen sangat penting dalam
komunikasi organisasi yang dapat memberi pengaruh perubahan perilaku orang lain
untuk mendapatkan suatu wewenang dalam sebuah organisasi
Daftar Pustaka
Munandar,
Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta. Universitas
Indonesia
Nasikun.
(1993). Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Robbias,
S.P & Judge, T.A. (2008). Perilaku Organisasi 2 (edisi 12). Salemba
Empat:
Jakarta
Sarwono,
S.W. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Suprapto,
Tommy. 2006. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta :
Media Presindo
Ulfha,
Nadia. 2016. Psikologi Manajemen. http://nadiaulfha25.blogspot.co.id/2016/09/psikologi-manajemen-tugas-1.html, diakses
pada 30 september 2016
Langganan:
Komentar (Atom)