Nama : Bella Apriana
Kelas : 3pa 19
Npm : 12514101
Kelas : 3pa 19
Npm : 12514101
Pendahuluan
Dewasa ini kita telah mengetahui berbagai macam
karekteristik pemimpin dengan berbagai macam pula manajemen yang diperankan,
sebagai pemimpin yang ideal tanpa memiliki rasa kepentingan bersifat
mementingkan sebagian pihak, tentunya figur seorang pemimpin yang selalu
membela keperluan rakyatlah yang kita harapkan.
Sebagai bangsa yang mayoritas dengan keberagaman agama,
budaya, suku, dan ras kemudian melahirkan bermacam pemikiran pola tingkah laku
dan sifat, sebagai pemimpin harus dapat menselaraskan kebergaman ini sehingga
tidak ada yang merasa di kucilkan, inilah salah satu tantangan yang berada
dalam kondisi serba modrenisasi.
Pada saat ini telah banyak terjadi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan sehingga masyarakat telah di intimidasi oleh pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab, segala persoalan yang dihadapi oleh kebanyakan bangsa dan negara adalah tentang masalah pemimpin, masih terlekat di memori kita kejadian pada tahun 1998, dimana saat itu kepemimpinan Soeharto diturunkan secara paksa oleh para masyarakat dan mahasiswa.
Saat ini pemimpin telah banyak menyalahgunakan kekuasaan sehingga terjadi penyimpangan secara terorganisir dan menimbulkan pertanyaan besar bagi penerus bangsa dan negara, dengan demikian maka akan timbul banyak sekali asumsi tentang mengapa dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap rezim kekuasaan saat ini.
Pada saat ini telah banyak terjadi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan sehingga masyarakat telah di intimidasi oleh pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab, segala persoalan yang dihadapi oleh kebanyakan bangsa dan negara adalah tentang masalah pemimpin, masih terlekat di memori kita kejadian pada tahun 1998, dimana saat itu kepemimpinan Soeharto diturunkan secara paksa oleh para masyarakat dan mahasiswa.
Saat ini pemimpin telah banyak menyalahgunakan kekuasaan sehingga terjadi penyimpangan secara terorganisir dan menimbulkan pertanyaan besar bagi penerus bangsa dan negara, dengan demikian maka akan timbul banyak sekali asumsi tentang mengapa dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap rezim kekuasaan saat ini.
a.
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi
pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut.
Kekuasaan ada dalam setiap bentuk masyarakat, baik yang bersahaja maupun
masyarakat yang kompleks. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang
berkuasa dan yang dikuasai, atau dengan perkataan lain yang menerima pengaruh
itu, dengan rela atau karena terpaksa.
Max Weber mengataan kekuasaan adalah
kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan
kemauan-kemauannya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap
tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu.
Menurut Macvler, ada tiga pola umum lapisan
kekuasaan atau piramida kekuasaan yaitu sebagai berikut:
1) Tipe pertama (tipe kasta)
adalah system lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Tipe
seperti ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, di mana hampir-hampir
tidak terjadi gerak social vertical.
2) Tipe yang kedua
(oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi, dasar
pembedaan kelas-kelas social ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama
pada kesempatan yang diberikan kepada warga untuk memeroleh kekuasaan-kekuasaan
tertentu. Bedanyan dengan tipe yang pertama adalah walaupun kedudukan para
warga pada tipe kedua masih didasarkan pada kelahiran ascribed
status, individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan.
3) Tipe yang ketiga (tipe
demokratis) menunjukan kenyataan adanya garis pemisah antara lapisan yang
sifatnya mobil sekali. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting
adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
b.
Leadership (kepemimpinan)
Kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk memengaruhi orang lain
(yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut
bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal)
dan bersifat tidak resmi (informal). Perbedaannya yaitu dimana kepemimpinan
bersifat resmi adalah kepemimpinan yang resmi dalam pelaksanaannya selalu
berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi. Sedangkan
kepemimpinan tidak resmi mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi,
karena kepemimpinan demikian didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan
masyarakat.
Suatu kepemimpinan (leadership) dapat
dilaksanakan atau diterapkan dengan berbagai cara (metode). Cara tersebut
lazimnya dikelompokan kedalam kategori-kategori, sebagai berikut:
a) Cara
otoriter
Cara otoriter memiliki ciri-ciri pokok berikut ini
- Pemimpin
menentukan segala kegiatan kelompok secara sepihak
- Pengikut sama
sekali tidak diajak untuk ikut serta merumuskan tujuan kelompok dan cara-cara
untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemimpin
terpisah dari kelompok dan seakan-akan tidak ikut dalam proses interaksi
didalam kelompok tersebut.
b) Cara-cara
demokratis
- Dalam
merumuskan tujuan digunakan cara musyawarah dan mufakat
- Pemimpin
secara aktif memberikan dran dan petunjuk-petunjuk
- Ada
kritik secara positif, baik dari pemimpin ataupu pengikut-pengikut.
- Pemimpi
secara aktif ikut berpartisipasi didalam kegiatan-kegiatan kelompok
c) Cara-cara
bebas
- Pemimpin
menjalankan peranan pasif
- Penetuan tujuan
yang akan dicapai kelompok sepenuhnya diserahkan kepada kelompok
- Pemimpin hanya
menyediakan sarana yang diperlukan kelompok
- Pemimpin berada ditengah-tengah
kelompok, namun dia hanya berperan sebagai penonton.
c.
Motivasi
Motivasi adaalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang
mendorong perilaku kea rah tujuan. Motivasi
menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik
disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003).
Jenis motivasi, terbagi menjadi :
a) Motivasi intrinsik, yaitu dorongan
yang berasal dari dalam diri sendiri. Motivasi ini tidak memerlukan
rangsangan dari luar.
b) Motivasi ekstrinsik,
yaitu dorongn yang berasal dari luar diri sendiri. Motivasi ini
bukan berarti motivasi yang tidak bai karena jenis motivasi apapun akan
menghasilkan prestasi yang lebih baik, namun motivasi
ekstrinsik akan mudah hilang dari dalam diri karena bukan diri kita sendiri
yang menentukan.
Kasus
Di sebuah hotel ada seorang pegawai “ bell boy “ yang sudah bertahun tahhun kerja
di hotel tersebut. Pada suatu hari ada pegawai baru yang baru masuk dan
menempati kedudukan lebih tinggi dari pegawai tersebut hanya karena gelar. HRD
punya kekuasaan untuk menaruh dan memecat siapapun dalam keadaan apapun.
Analisis
Menurut saya hrd memang memiliki kekuasaan
tersebut akan tetapi gelar tidak akan cukup jika kemampuan pegawai baru
tersebut tidak ada apa apa nya. Dalam sebuah pekerjaan menurut saya kemampuan
lah yang paling penting. Karena dalam dunia kerja ipk atau gelar tanpa ada
kemampuan tidak akan ada hasil nya.
Gaya kepemimpinan dari para tokoh
Soekarno.
Presiden Soekarno merupakan Presiden yang dekat dengan rakyat dan terlebih dengan pemuda. Maka tidak heran Pak Soekarno pernah berkata “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Pak Soekarno terkenal dengan Pemimpin dengan semangat yang menyala-nyala dan energik.
Tak heran ketika Pak Soekarno berpidato, seluruh elemen masyarakat mendengarkan dengan antusias dan hening.
Pak Soekarno juga terkenal sebagai pemimpin yang penuh kontroversi. selain memiliki istri yang banyak Pak Soekarno juga terkenal dengan Ideologi Nasakom (Nasionalisme, Agama, & Komunisme). Di mana akhirnya G 30 S/PKI terjadi akibat salahnya pemahaman komunisme dan akhirnya menjadi yang terlarang di Indonesia.
Soeharto
Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan
gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif,
yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan
sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan
dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian. Tahun-tahun pemerintahan
Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara memiliki peran
dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan kesempatan kepada
militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat
pertahanan negara.
Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30
tahun dengan mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara
pembatasan jumlah partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan
politik. Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia
diberikan kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri hanya dapat
memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar Bila melihat dari
penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan Presiden
Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis
Susilo Bambang Yudhono
Beliau ini
presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya mampu dan bisa menjadi
presiden. Juga cukup bersih, kemajuan ekonomi dan stabilitas negara terlihat
membaik. Sayang tidak mendapat dukungan yang kuat di Parlemen. Membuat beliau
tidak leluasa mengambil keputusan karena harus mempertimbangkan dukungannya di
parlemen. Apalagi untuk mengangkat kasus korupsi dari orang dengan back ground
parpol besar, beliau keliahatan kesulitan. Sayang sekali saat Indonesia punya
orang yang tepat untuk memimpin, parlemennya dipenuhi oleh begundal-begundal
oportunis yang haus uang sogokan. Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam
lingkungan tentara dan ia juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak
formal. Kaum ibu tertarik kepada SBY karena ia santun dalam setiap penampilan
dan apik pula berbusana. Penampilan semacam ini meningkatkan citra SBY di mata
masyarakat. SBY sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan kapanpun, di
manapun, dan dalam kondisi apapun. Sangat jauh dari anggapan sementara kalangan
yang menyebut SBY sebagai figur peragu, lambat, dan tidak "decisive"
(tegas). Sosok yang demokratis, menghargai perbedaan pendapat, tetapi selalu
defensif terhadap kritik. Hanya sayang, konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia
dipandang sering berubah-ubah dan membingungkan publik.
Jokowi
Presiden Indonesia ke-7
ini sangatlah unik. Gaya kepemimpinanya cenderung nyeleneh. Beliau menerapkan
system servant leadership. Di mana
dia menunjukkan bahwa pejabat publik merupakan pelayan masyarakat dan harus
mengedepankan rakyat. Sikap seperti inilah yang membuat Jokowi dekat dengan
rakyat dan mengantarkan beliau menjadi pemipin no. 1 di Indonesia.
Pak Jokowi walaupun
terlihat sederhana dan ramah bukan berarti tidak tegas. Beliau adalah tipe
pemimpin yang tegas dan tidak kenal dengan kompromi apabila ada yang tidak
sesuai dengan konstituen. Tentu masih ingat denga kasus Bandar-Bandar Narkoba
yang tertangkap. Mereka semua diberi hukuman mati. Padahal itu bertentangan
dengan HAM dan bahkan mendapat sorotan dari dunia, tetapi dengan tegas Pak
Jokowi mengiyakan hukuman mati tersebut.
Pak Jokowi juga
merupakan pemimpin yang ramah dan terkenal dengan menyelesaikan permasalahan
dengan tangan dingin. Tentu masih ingat dengan aksi-aksi penggusuran yang
dilakukan oleh SATPOLPP yang selalu berujung kerusuhan. Di tangan Pak Jokowi,
SATPOLPP tidak dipersenjatai dengan pentungan ataupun tameng, lalu rakyat
diajak makan siang bersama di kediaman Pak Jokowi.
Banyak terobosan lagi yang
dibuat Pak Jokowi yang moncer dan membuat tingkat kehidupan kita sebagai
masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Mulai dari pembangunan Jalan Tol
CIPALI dan bahkan Tol Laut yang membuat harga bahan sembako menjadi lebih murah
sebelumnya.
