Senin, 17 Oktober 2016

Tugas 3 (kekuasaan, leaadership, motivasi dan gaya kepemimpinan )

Nama : Bella Apriana
Kelas : 3pa 19
Npm : 12514101


Pendahuluan

Dewasa ini kita telah mengetahui berbagai macam karekteristik pemimpin dengan berbagai macam pula manajemen yang diperankan, sebagai pemimpin yang ideal tanpa memiliki rasa kepentingan bersifat mementingkan sebagian pihak, tentunya figur seorang pemimpin yang selalu membela keperluan rakyatlah yang kita harapkan.
Sebagai bangsa yang mayoritas dengan keberagaman agama, budaya, suku, dan ras kemudian melahirkan bermacam pemikiran pola tingkah laku dan sifat, sebagai pemimpin harus dapat menselaraskan kebergaman ini sehingga tidak ada yang merasa di kucilkan, inilah salah satu tantangan yang berada dalam kondisi serba modrenisasi.
Pada saat ini telah banyak terjadi penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan sehingga masyarakat telah di intimidasi oleh pemimpin-pemimpin yang tidak bertanggung jawab, segala persoalan yang dihadapi oleh kebanyakan bangsa dan negara adalah tentang masalah pemimpin, masih terlekat di memori kita kejadian pada tahun 1998, dimana saat itu kepemimpinan Soeharto diturunkan secara paksa oleh para masyarakat dan mahasiswa.
Saat ini pemimpin telah banyak menyalahgunakan kekuasaan sehingga terjadi penyimpangan  secara terorganisir dan menimbulkan pertanyaan besar bagi penerus bangsa dan negara, dengan demikian maka akan timbul banyak sekali asumsi tentang mengapa dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap rezim kekuasaan saat ini.


Teori

a. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Kekuasaan ada dalam setiap bentuk masyarakat, baik yang bersahaja maupun masyarakat yang kompleks. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dan yang dikuasai, atau dengan perkataan lain yang menerima pengaruh itu, dengan rela atau karena terpaksa.

Max Weber mengataan kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu.

Menurut Macvler, ada tiga pola umum lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan yaitu sebagai berikut:

   1)   Tipe pertama (tipe kasta) adalah system lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan kaku. Tipe seperti ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, di mana hampir-hampir tidak terjadi gerak social vertical.

  2)   Tipe yang kedua (oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi, dasar pembedaan kelas-kelas social ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada warga untuk memeroleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Bedanyan dengan tipe yang pertama adalah walaupun kedudukan para warga pada tipe kedua masih didasarkan pada kelahiran ascribed status, individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan.

   3)   Tipe yang ketiga (tipe demokratis) menunjukan kenyataan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil sekali. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.

b. Leadership (kepemimpinan)

Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk memengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal) dan bersifat tidak resmi (informal). Perbedaannya yaitu dimana kepemimpinan bersifat resmi adalah kepemimpinan yang resmi dalam pelaksanaannya selalu berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi. Sedangkan kepemimpinan tidak resmi mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi, karena kepemimpinan demikian didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat.

Suatu kepemimpinan (leadership) dapat dilaksanakan atau diterapkan dengan berbagai cara (metode). Cara tersebut lazimnya dikelompokan kedalam kategori-kategori, sebagai berikut:

a)      Cara otoriter

Cara otoriter memiliki ciri-ciri pokok berikut ini

-      Pemimpin menentukan segala kegiatan kelompok secara sepihak

-    Pengikut sama sekali tidak diajak untuk ikut serta merumuskan tujuan kelompok dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

   Pemimpin terpisah dari kelompok dan seakan-akan tidak ikut dalam proses interaksi didalam kelompok tersebut.

   b)      Cara-cara demokratis

-          Dalam merumuskan tujuan digunakan cara musyawarah dan mufakat

-          Pemimpin secara aktif memberikan dran dan petunjuk-petunjuk

-          Ada kritik secara positif, baik dari pemimpin ataupu pengikut-pengikut.

-          Pemimpi secara aktif ikut berpartisipasi didalam kegiatan-kegiatan kelompok

   c)      Cara-cara bebas

-       Pemimpin menjalankan peranan pasif
-       Penetuan tujuan yang akan dicapai kelompok sepenuhnya diserahkan kepada kelompok
-     Pemimpin hanya menyediakan sarana yang diperlukan kelompok
-  Pemimpin berada ditengah-tengah kelompok, namun dia hanya berperan sebagai penonton.

c. Motivasi

  Motivasi adaalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kea rah tujuan. Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2003).

Jenis motivasi, terbagi menjadi :

 a)  Motivasi intrinsik, yaitu  dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri. Motivasi ini tidak memerlukan rangsangan dari luar.

  b)  Motivasi ekstrinsik, yaitu dorongn yang berasal dari luar diri sendiri.  Motivasi ini bukan berarti motivasi yang tidak bai karena jenis motivasi apapun akan menghasilkan prestasi yang lebih baik,       namun motivasi ekstrinsik akan mudah hilang dari dalam diri karena bukan diri kita sendiri yang         menentukan.

   Kasus
Di sebuah hotel ada seorang pegawai “  bell boy “ yang sudah bertahun tahhun kerja di hotel tersebut. Pada suatu hari ada pegawai baru yang baru masuk dan menempati kedudukan lebih tinggi dari pegawai tersebut hanya karena gelar. HRD punya kekuasaan untuk menaruh dan memecat siapapun dalam keadaan apapun.

   Analisis
Menurut saya hrd memang memiliki kekuasaan tersebut akan tetapi gelar tidak akan cukup jika kemampuan pegawai baru tersebut tidak ada apa apa nya. Dalam sebuah pekerjaan menurut saya kemampuan lah yang paling penting. Karena dalam dunia kerja ipk atau gelar tanpa ada kemampuan tidak akan ada hasil nya.

   Gaya kepemimpinan dari para tokoh

   Soekarno.

Presiden Indonesia Pertama merupakan Presiden yang menyita perhatian dunia, bahkan Amerika sekalipun. Keberanian dan ketegasan adalah element sejati yang ada dalam tubuh Presiden Soekarno.
Presiden Soekarno merupakan Presiden yang dekat dengan rakyat dan terlebih dengan pemuda. Maka tidak heran Pak Soekarno pernah  berkata  “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.
Pak Soekarno terkenal dengan Pemimpin dengan semangat yang menyala-nyala dan energik.
Tak heran ketika Pak Soekarno berpidato, seluruh elemen masyarakat mendengarkan dengan antusias dan hening.
Pak Soekarno juga terkenal sebagai pemimpin yang penuh kontroversi. selain memiliki istri yang banyak Pak Soekarno juga terkenal dengan Ideologi Nasakom (Nasionalisme, Agama, & Komunisme). Di mana akhirnya G 30 S/PKI terjadi akibat salahnya pemahaman komunisme dan akhirnya menjadi yang terlarang di Indonesia.

 Soeharto


Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya serta konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.


Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian. Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan kesempatan kepada militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat pertahanan negara.


Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik. Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa Golkar Bila melihat dari penjelasan singkat di atas maka jelas sekali terlihat bahwa mantan Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralistis


Susilo Bambang Yudhono


 Beliau ini presiden pertama yang dipilih oleh rakyat. Orangnya mampu dan bisa menjadi presiden. Juga cukup bersih, kemajuan ekonomi dan stabilitas negara terlihat membaik. Sayang tidak mendapat dukungan yang kuat di Parlemen. Membuat beliau tidak leluasa mengambil keputusan karena harus mempertimbangkan dukungannya di parlemen. Apalagi untuk mengangkat kasus korupsi dari orang dengan back ground parpol besar, beliau keliahatan kesulitan. Sayang sekali saat Indonesia punya orang yang tepat untuk memimpin, parlemennya dipenuhi oleh begundal-begundal oportunis yang haus uang sogokan. Pembawaan SBY, karena dibesarkan dalam lingkungan tentara dan ia juga berlatar belakang tentara karir, tampak agak formal. Kaum ibu tertarik kepada SBY karena ia santun dalam setiap penampilan dan apik pula berbusana. Penampilan semacam ini meningkatkan citra SBY di mata masyarakat. SBY sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan kapanpun, di manapun, dan dalam kondisi apapun. Sangat jauh dari anggapan sementara kalangan yang menyebut SBY sebagai figur peragu, lambat, dan tidak "decisive" (tegas). Sosok yang demokratis, menghargai perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap kritik. Hanya sayang, konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering berubah-ubah dan membingungkan publik.

Jokowi

Presiden Indonesia ke-7 ini sangatlah unik. Gaya kepemimpinanya cenderung nyeleneh. Beliau menerapkan system servant leadership. Di mana dia menunjukkan bahwa pejabat publik merupakan pelayan masyarakat dan harus mengedepankan rakyat. Sikap seperti inilah yang membuat Jokowi dekat dengan rakyat dan mengantarkan beliau menjadi pemipin no. 1 di Indonesia.

Pak Jokowi walaupun terlihat sederhana dan ramah bukan berarti tidak tegas. Beliau adalah tipe pemimpin yang tegas dan tidak kenal dengan kompromi apabila ada yang tidak sesuai dengan konstituen. Tentu masih ingat denga kasus Bandar-Bandar Narkoba yang tertangkap. Mereka semua diberi hukuman mati. Padahal itu bertentangan dengan HAM dan bahkan mendapat sorotan dari dunia, tetapi dengan tegas Pak Jokowi mengiyakan hukuman mati tersebut.

Pak Jokowi juga merupakan pemimpin yang ramah dan terkenal dengan menyelesaikan permasalahan dengan tangan dingin. Tentu masih ingat dengan aksi-aksi penggusuran yang dilakukan oleh SATPOLPP yang selalu berujung kerusuhan. Di tangan Pak Jokowi, SATPOLPP tidak dipersenjatai dengan pentungan ataupun tameng, lalu rakyat diajak makan siang bersama di kediaman Pak Jokowi.

Banyak terobosan lagi yang dibuat Pak Jokowi yang moncer dan membuat tingkat kehidupan kita sebagai masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Mulai dari pembangunan Jalan Tol CIPALI dan bahkan Tol Laut yang membuat harga bahan sembako menjadi lebih murah sebelumnya.


Referensi :


Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada


http://www.kompasiana.com/hennysovya/mengenal-gaya-kepemimpinan-presiden-di-indonesia_552c5c1c6ea834f7738b4571


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar